Latar Belakang
Manokwari merupakan salah satu Kabupaten sekaligus ibu kota dari Provinsi Papua Barat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat tahun 2020 Kabupaten Manokwari memiliki luas wilayah ± 3.186,28 km2 terdiri dari 9 Distrik dan 173 kampung.
Masni merupakan salah satu Distrik di Kabupaten Manokwari dengan luas wilayah 596,90 km2 (Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari, 2018-2020). Distrik Masni menjadi salah satu daerah sentral buah merah di Kabupaten Manokwari. Tanaman buah merah dapat dijumpai di pemukiman lahan dan pekarangan rumah. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat di Distrik Masni mulai melakukan budidaya buah merah. Sebaran Buah merah di Kabupaten Manokwari saat ini terdiri dari beberapa jenis buah merah yang dibudidayakan antara lain; Menja, Mongerege, Mons moktefa, Menyeri, Monsorekeni, Mosrus, Edewewits, Monsororug, Mongkur, dan Mingking (Hadad & Oktivia, 2005).
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa buah merah berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan fungsional, sehingga diharapkan nilai ekonomisnya dapat meningkat. Produk pangan fungsional yang berkualitas sangat ditentukan oleh kualitas buah merah sebagai bahan baku, dimana buah merah memiliki karakteristik yang mudah rusak sehingga penanganan khusus selama panen dan pascapanen sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan.
Kualitas buah merah dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya kultivar, kondisi lingkungan, serta penanganan panen dan pascapanen (Jahromi dkk., 2007; Keshvadi dkk., 2011). Oleh karena itu, kajian penanganan pascapanen buah merah sangat penting dilakukan untuk menentukan cara penanganan pascapanen yang optimal sehingga mutu buah merah dapat dipertahankan.
Informasi terkait luas lahan buah merah saat ini belum tersedia, sehingga menjadi kendala apabila akan dilakukan ekploitasi buah merah, khususnya untuk keperluan industri. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran lahan buah merah. Disamping itu, perlu dilakukan pengamatan tentang penanganan pascapanen buah merah serta eksplorasi jenis buah merah di Distrik Masni kabupaten Manokwari.
A. Jenis Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari
Berdasarkan dengan pengetahuan lokal petani, di Distrik Masni terdapat ± 11 jenis buah merah, yaitu; Mons, Menkin, Menja, Memyeri, Edewewits, Monsor ekeni dan Monsor orug, Musol, Musmekir, Mosruns, dan Yohomna.
Gambar 7 jenis buah merah dari ke-11 jenis yang ada di Distrik Masni, Manokwari [ket: sebanyak 4 jenis lainnya tidak di foto karena belum berbuah] |
B. Sebaran Lahan Buah Merah (Pandanus Conoideus Lamk.) di Distrik Masni Kabupaten Manokwari
1. Sebaran Buah Merah di Kampung Bowisubur (Lahan 1)
Lokasi lahan buah merah yang pertama berada di Kampung Bowisubur Distrik Masni, Kabupaten Manokwari dengan luas lahan ± 0,15 Ha. Lahan ini dikelola oleh Bapak Mikel Indow dengan jumlah pohon yang ditanami ± 33 pohon, sedangkan untuk penanaman bibit buah merah biasanya ditanami dengan jarak 2 meter . Jenis buah buah merah yang tumbuh di lahan milik bapak Mikel Indow ini adalah buah merah jenis Edewewits, Menkin, Menja, Memyeri, Musol Dan Musmekir.
2. Sebaran Buah Merah di Kampung Bowisubur (Lahan 2)
Lahan yang ke-2 dikelola oleh bapak Luter Iba dengan luas lahan ± 0,13 Ha. Jumlah pohon yang ada di lahan ke-2 ini ± 70 pohon dengan jarak tanam setiap pohon saat pertama kali ditanami yaitu berkisar 3–4 meter . Sebanyak 5 Jenis buah merah yang telah ditanam di lahan ini adalah Edewewits, Menkin, Menja, Monsorug, dan Mons.
3. Sebaran Buah Merah di Kampung Koyani (Lahan 3)
Lokasi lahan buah merah di Kampung Koyani dikelola oleh bapak Simson Musoimen dengan luas lahan ± 0,25 Ha. Jumlah pohon yang ditanami ± 41 pohon yang terdiri dari 4 jenis buah merah yaitu Edewewits, menja monsor dan menkin. Untuk jarak tanam, Bapak Simson menanaminya dengan jarak 3 m setiap bibit pohon.
4. Sebaran Buah Merah di Kampung Kenyumdua ( Lahan 4)
Kampung Kenyum 2 adalah salah satu lahan ke–4 yang dikelola oleh Bapak Joni Meidodga dengan luas lahan ± 0,28 Ha. Sebanyak 5 jenis buah merah ditanami di lahan ini yaitu Monsorug, Monsorekeni, Menja, Mosruns, dan Edewewits. Sebanyak 500 pohon terdapat di Kampung Kenyumdua, Masing–masing pohon tersebut saat awal penanaman ditanami dengan jarak 3 – 4 m.
5. Sebaran Buah Merah di Kampung Koyani ( Lahan 5)
Lokasi kampung lahan buah merah yang ke-5 sama dengan lahan 3 di Kampung Koyani, namun pemilik lahannya berbeda yaitu dikelola oleh bapak Antipas Iba dengan luasan lahan ± 0,16 Ha. Buah merah di lahan milik Bapa Antipas ini ditanami dengan jarak 2-3 m, sedangkan jumlah pohon yang ada tumbuh ± 150 pohon yang terdiri dari buah merah jenis Monsororug dan Mosmekir.
6. Sebaran Buah Merah di Kampung Sembab (Lahan 6)
Lahan buah merah yang ada di Kampung Sembab memiliki luas lahan ± 0,0049 Ha dengan jumlah pohon yang ditanami ± 33 pohon. Jenis buah merah yang ditanami di lahan yang dikelola bapak Yunus Meidodga ini ada 5 jenis yaitu Monsorug, Monsorekeni, Edewewits, Memyeri, dan Menkin. Setiap penanaman dari bibit pohon biasanya ditanami dengan jarak 3 m.
7. Sebaran Buah Merah di Kampung Makwan (Lahan 7)
lahan yang dikelola oleh bapak Petrus Mandacan ini memiliki luas ± 0,03 Ha dengan jumlah tanaman paling sedikit ± 19 pohon, sedangkan jenis pohon buah merah yang di tanam dengan jarak 2-3 m ini terdiri 3 jenis pohon yaitu Monsorekeni, Edewewits, dan Menja.
8. Sebaran Lahan Buah Merah di Kampung Mantedi (Lahan 8 dan 9)
Lokasi lahan buah merah yang ke-8 dan 9 ini terletak di kampung Mantedi Distrik Masni, Kabupaten Manokwari. Kedua lahan ini dikelola oleh satu orang petani yaitu bapak Niko Dowansiba. Dua lokasi ini memiliki luas lahan yang berbeda, dimana lokasi lahan ke-8 luasannya ± 0,098 Ha dan yang ke-9 ± 0,06 Ha. Sebanyak 5 jenis pohon buah merah yang ditanam oleh Bapak Niko adalah Edewewits, Menja, Monsorekeni, Memyeri, dan Yohomna. Setiap pohon yang ada, ditanami dengan jarak 2-3 m dengan jumlah pohon dari lahan ke-8 adalah ±35 pohon, sedangkan di lahan ke-9 adalah ± 43 pohon.
9. Sebaran Lahan Buah Merah di Kampung Mantedi (Lahan 10)
Letak lokasi lahan buah merah yang ke-10 ini sama dengan lahan ke-8 dan 9 yaitu di kampung Mantedi, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari. Namun lahan ke-10 ini dikelola oleh petani yang berbeda yaitu Bapak Petrus Iba. Luas lahan milik bapak Petrus ini ± 0,04 Ha dengan jarak setiap tanaman pohon ketika ditanami adalah 3 m. Jumlah pohon yang dikelola di lahan ke-10 ini adalah sebanyak ±21 pohon yang terdiri dari 3 jenis yaitu Monsor ekeni, Edewewits, dan Menja.
10. Sebaran Lahan Buah Merah di Kampung Moubya (Lahan 11)
Lokasi lahan buah merah ke-11 ini memiliki luas ± 0,1 Ha dengan jarak setiap pohon ketika ditanam 3-4 m, jumlah pohon buah merah yang ada di kampung Moubya, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari ini adalah ± 27 pohon, yang terdiri dari 2 jenis buah merah yaitu Edewewits dan Menkin.
C. Penanganan Pascapanen Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) di Ditrik Masni, Kabupaten Manokwari
Penanganan hasil panen buah merah yang baru dipanen sebagian besar biasanya langsung diangkut menggunakan mobil ke kota untuk dijual ke tempat pembuatan minyak dengan harga berkisar RP5.000-Rp30.000 perbuah. Untuk menghindari kerusakan dari pembusukan, serangga, dan gugurnya bulir maka buah merah yang baru dipanen menurut masyarakat hanya bisa disimpan 1 sampai 2 hari saja untuk dibawa ke tempat penjualan sedangkan buah merah untuk dikonsumsi dirumah bisanya bisa disimpan di tempat kering dan sejuk hingga 1 sampai 6 hari (1 minggu).
Meskipun begitu, ada salah satu petani yaitu; Bapak Luter Iba di Kampung Bowisubur berpendapat bahwa hasil panen buah merah dari lahannya tersebut tidak dijual utuh melainkan dijual dalam bentuk pasta minyak yang diolah nya sendiri, bapak luter membuat pasta minyaknya secara tradisional dan dikemas dalam jerigen dengan alasan harga jual lebih mahal dibandingkan dengan harga jual utuh yang masih terlalu murah.
Bukan hanya Bapak Luter Iba di Bowisubur, para petani lokal lainnya juga membuat minyak sendiri dengan skala kecil di rumah hanya untuk keprluan konsumsi bersama keluarga. Proses pembuatan minyak oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan cara pemasakan (pengukusan), penghancuran, pengepresan dan penyaringan. Setelah minyak dihasilkan pengemasan dilakukan dalam jerigen lalu penutupnya ditutup rapat kemudian disimpan dalam ruangan yang kering. Untuk menghasilkan 1 liter minyak diperlukan 5-10 buah merah. Menurut petani jika minyak buah merah tersebut dijual maka harganya biasa berkisar Rp150.000 perliter dan Rp800.000-Rp1.200.000 setiap 5 liter. Setelah minyak dihasilkan biasanya pengemasan dilakukan dalam jerigen lalu penutupnya ditutup rapat kemudian disimpan dalam ruangan yang kering.
Sebagian besar masyarakat di Distrik Masni tidak terlalu minat dalam pembuatan minyak karena proses yang panjang dan peralatan dibutuhkan terlalu banyak. Selain itu, ada sebagian petani yang belum bisa memberikan informasi terkait jumlah buah yang dibutuhkan hal ini dikarenakan mereka tidak pernah membuat minyak melainkan dijual saja buah secara utuh.
Penutup
Semua isi artikel ini berasal dari skripsi yang telah saya buat sebagai syarat untuk untuk menyelesaikan dan memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Papua. sehingga dengan bebas sebagai pemilik konten saya cantumkan di blog ini. semoga saja bisa bermanfaat untuk kalian semua yang baca. Terimaksih.
Referensi Tambahan Artikel:
Badan Pusat Statistik Papua Barat (2020). Luas Wilayah Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Papua Barat. Retrieved from www.bps.go.id:https://papuabarat.bps.go.id/statictable/2020/01/28/213/luas-wilayah-provinsi-papua-barat-menurut-kabupaten-kota.html [Diakses: 03 Februari 2022] .
Badan Pusat Statistik Kabupaten Manokwari (2018-2020). Luas Wilayah (km2), 2018-2020. Retrieved from www.bps.go.id: https://manokwarikab.bps.go.id/indicator/154/34/1/luas-wilayah.html [ di akses : 26 Januari 2022].
Hadad, M., & Oktivia, T. (2005). Eksplorasi dan Konservasi Tanaman Buah Merah (Pandanus conoideus lamk.). dalam Upaya Pengelolaan Sumberdaya Genetik yang Berkelanjutan. Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumberdaya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. Hal 81-92.
Irio W. 2023. Eksplorasi Sebaran Lahan, Jenis dan Penanganan Pascapanen Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) di Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Papua: Manokwari.
Jahromi, M.K., Jafari, A.S., Rafiee, A.R., Keyhani, R., Mirasheh., & Mohtasebi, S.S. (2007). Some Physical Properties of Date Fruit (cv. Lasht). Agricultural Engineering International 9, 1-7.
Keshvadi, A., Bin Endan, J., Harun, H., Ahmad, D., & Saleena, F. (2011). The Relationship Between Palm Oil Quality Index Development and Physical Properties of Fresh Fruit Bunches in the Ripening Process. Advance Journal of Food Science Technology 3(1), 50-68.
Post a Comment