![]() |
Ribuan Babi banjir untuk Syukuran Jhon Tabo dan Ones Pahabol di Jayapura, 23/04/2025 |
Sebenarnya, saya tidak ada pemikiran untuk menulis terkait pesta bakar batu (barapen) yang dilakukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Pegunungan; dalam hal ini bapak Jhon Tabo dan Ones Pahabol di Kota Jayapura (Sentani) Pada hari Rabu, 23 April 2025. Namun, karena ada berbagai pihak yang beranggapan bahwa pesta bakar batu itu berlangsung kurang tepat maka ijinkan saya untuk ikut serta menyampaikan pendapat saya disini.
Setelah saya amati aktivitas masyarakat di media sosial seperti; Fb, IG, Yotube dan platform lainnya, ada beberapa tanggapan yang muncul diantaranya; Pesta bakar batu di atas hanya menghabiskan dana APBD. dana yang digunakan mestinya bisa dipakai untuk pembangunan pendidikan dan kesehatan. Budaya bakar batu bikin perut sakit. Dan Yang terakhir ada juga yang mengatakan bahwa gubernur dan Wakil Gubernur seharusnya menggelar pesta syukuran di Papua pegunungan.
Beberapa tanggapan atau pendapat tersebut memang tidak ada salahnya akan tetapi, kita perlu melihat kembali. apakah benar? pesta bakar batu itu dana-nya bersumber dari Dana APBD?.
Jika anda bilang uang pesta tersebut sebaiknya digunakan untuk pembangunan SDM melalui pendidikan dan kesehatan. Saya kira itu keliru. sebab, dana yang digunakan untuk pesta itu bukan diambil dari uang pendidikan ataupun kesehatan.
Bisa saja itu adalah modal seorang gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Papua Pegunungan untuk memberi makan rakyat dalam jumlah banyak.
Selain itu, jika anda juga beranggapan bahwa masakan hasil bakar batu membuat perut sakit, itu hanya pendapat anda sendiri. Tapi perlu diingat bahwa pesta bakar batu (barapen) itu bukan hal yang baru dilakukan saat ini. Tetapi nenek moyang pun sudah lakukan itu dan diwariskan ke anak cucu hingga sekarang. sehingga pesta bakar batu sudah menjadi budaya dan ciri khas yang perlu dilestarikan.
Pendapat lain terkait pesta bakar batu di Jayapura adalah kenapa tidak dilaksanakan di Papua Pegunungan?. Baik, jawaban dari Pendapat ini akan sekaligus menjadi kesimpulan dari berbagai sudut pandang.
Jadi, disini kita perlu memiliki budaya sopan santun sebelum kita berpisah dengan orang lain atau dengan arti lain kita harus berpamitan. Itulah yang dilakukan oleh seorang Jhon Tabo dan Ones Pahabol di provinsi induk Papua sebagai mama yang sudah melahirkan sebelum memulai roda pemerintahan di Papua pegunungan.
Apakah Papua Selatan sudah minta pamit?
Apakah Papua Tengah sudah minta Pamit?
Jika belum, itu terserah anda dan ini adalah cara Papua Pegunungan minta pamit dari provinsi induk yang sudah mendidik sekian lamanya dan kini sudah dewasa untuk berumahtangga sendiri.
Terimakasih!
@holim
@onelackndawe
Post a Comment