Setelah merantau hampir 7 Tahun lebih, Hari itu tanggal 15 September 2023 saya berangkat dari kota Jayapura menuju Wamena menggunakan pesawat Trigana air dengan waktu penerbangan selama kurang lebih 30 Menit. Saat pesawat mendarat dengan keadaan sempurna di bandar udara Wamena, jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 11.30 siang waktu Papua.
Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan |
Saat pesawat berhenti dengan aman, para pramugari pun mempersilahkan kami semua para penumpang untuk turun dari pesawat dengan membawa barang bawaan masing-masing. Saat turun dari pesawat terlihat suasana hari sangat cerah dengan tidak adanya tanda hujan ataupun mendung. Namun ada satu hal yang membuat saya seperti orang asing adalah dengan cuaca dingin kota Wamena.
Baca Juga : Cerita Perjalanan ke Bundaran Kuala kencana Timika Papua
Ia, saya merasa seperti orang baru di kota Wamena saat tubuh saya yang terbungkus oleh jaket seperti dihantam dengan es salju . Padahal kalau mau di bilang saya adalah anak tanah dan bisa dikatakan Wamena merupakan kampung halaman. karena saya lahir dan dibesarkan lalu memulai pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Wamena.
Namun, ya..! apa boleh buat saya terpaksa harus menyesuaikan diri dengan keadaan itu, barangkali penyebab tubuh saya terasa dingin adalah karena perbedaan cuaca ataupun iklim yang ada di daerah perantauan sana yang agak sedikit panas. Dalam hati saya hanya bisa berkata "Pasti dalam waktu tidak lama saya akan terbiasa dengan dinginnya Wamena".
Tanpa berpikir yang tidak -tidak, saya pun langsung bergegas pulang ke rumah dengan posisi tubuh tetap di bungkusi oleh jaket yang saya gunakan saat berangkat dari Jayapura.
Setelah sampai di rumah, saya mencoba melepaskan Jaket dan pakaian untuk mandi namun ternyata rasanya paling menjengkelkan juga karena air yang mau digunakan untuk mandi pun terasa dingin seperti es batu. Terpaksa saya memilih untuk mandi menggunakan air hangat dalam beberapa hari kedepannya sampai benar - benar tubuh saya sudah terbiasa dengan dingin nya wamena.
Dan akhirnya benar juga apa yang saya pikirkan, setelah hampir mau satu Minggu kira-kira setelah 5 hari saya sudah bisa mandi air dingin dan melepaskan jeket dalam waktu yang lama.
Mungkin bagi mereka yang sudah lama menetap di Wamena rasanya biasa- biasa saja. Tapi berbeda dengan kita yang pulang setelah merantau ke daerah lain atau benar benar baru datang untuk berkunjung ke Wamena. Tentunya kalian akan rasakan bagaimana dinginnya kota Wamena apalagi ketika hari sudah sore pasti angin kurima akan menaungi kota Wamena dengan dingin yang lebih besar di banding siang hari.
Akhir dari ulasan cerita ini, saya sarankan bagi bapak, Ibu, adik, Kaka, om, Tante dan teman- teman semuanya jika kalian kembali setelah sudah lama merantau dari Wamena ke daerah lain atau pun yang ingin pertama kali berkunjung di Wamena sebaiknya siapkan jaket besar, kaus kaki, kaus tangan, dan pakaian lain yang bahan kainnya hangat agar bisa digunakan saat kalian merasakan dingin. Dan juga jika kalian merasa kedinginan saat ingin mandi sebaiknya gunakan air hangat saja.
Saran saya di atas mungkin tidak berlaku selamanya saat berada di kota Wamena, Papua. tapi hanyalah untuk sementara waktu saja sampai tubuh kalian benar-benar menyesuaikan diri dan terbiasa dengan cuaca di Wamena.
semoga ulasan cerita saya dengan judul " Dingin Wamena membuatku seperti orang asing" ini jadi inspirasi dan ada sesuatu bermanfaat yang bisa kalian petik. Terimakasih.
Penulis: Irio Wenda
Post a Comment